Beliau juga menambahkan bahwa pendidikan karakter di MTsN
Kampak sangat luar biasa. Hal ini sebagai pengejawantahan visi dan misi
madrasah dan sebagai wujud jati diri madrasah yang layak mendapatkan pengakuan
dan kepercayaan masyarakat. Satu pesan yang beliau sampaikan bahwa pendidikan
karakter seperti yang dilaksanakan di madrasah ini perlu dipertahankan dan
ditingkatkan agar madrasah tetap menjadi pilihan utama dan pertama masyarakat.
Adapun sebagai guru/pendidik senatiasa memberikan bimbingan secara penuh dan
ikhlas lahir batin sehingga dapat membuahkan hasil yang manis sesuai dengan
harapan bersama.
Memang untuk mewujudkan generasi yang cerdas dan islami
tidak semudah membalikkan telapak tangan. Hal tersebut memerlukan kesabaran dan
ketelatenan. Namun jika hal itu dilaksanakan dengan penuh semangat, serius, dan
ikhlas insaAllah akan membuahkan hasil. Hal ini terbukti bahwa banyak siswa MTsN
Kampak yang telah menjuarai kompetisi baik di tingkat kabupaten maupun luar kabupaten. Terbukti, salah satu
siswa MTsN Kampak lolos dalam seleksi dan akan mengikuti semifinal dan final dalam Matriks Mathematics Olimphiad (MMO) di Malang yaitu Sindy Septia Masyita (siswa kelas IXA). Selain
itu, secara beregu, regu penggalang Pa telah lolos dalam Lomba Tingkat 3 dan
sebantar lagi akan mewakili Trenggalek dalam Lomba Tingkat 4 yang rencana akan
dilaksanakan di Buper Sumberboto Jombang.
Selain kegiatan yang bersifat intern, upaya pelaksanaan
pendidikan karakter juga dilaksanakan dengan bekerja sama dengan pihak lain
seperti Penyuluh Agama Kecamatan Kampak dengan Dharma Wanita Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Trenggalek. Kegiatan itu dilaksanakan satu hari sebelum
pelaksanaan istighozah, Kamis (6 April 2017) yaitu berupa Simulasi Pendidikan Anti
Korupsi (SPAK). Siswa yang dilibatkan dalam kegiatan simulasi tersebut yaitu
OSIS, DEGA, dan Tim Adiwiyata. Kegiatan ini merupakan salah satu kebanggaan
madrasah karena hal tersebut sebagai bukti bahwa madrasah telah dipercaya
masyarakat.
Usai kegiatan istighozah, dilaksanakan sungkeman kepada
orang tua siswa. Sungkeman ini sebagai sarana menumbuhkan pendidikan karakter
siswa dalam kaitannya dengan ungkapan rasa terima kasih dan permohonan maaf
kepada seseorang yang telah berjuang dan berjasa bagi siswa, terutama orang
tua. Orang tua lah yang telah memberikan pondasi dasar pendidikan, merawat, dan
berjuang untuk menjadikan siswa untuk menjadikan insan yang lebih baik dan
lebih berguna. Para siswa secara khidmad dan haru bersimpuh di kaki dan mencium tangan
orang tua mereka sambil mencurahkan rasa bersalah, berterima kasih, dan memohon
maaf secara tulus. Tidak sedikit di antara mereka yang mengurai air mata hingga berlinangan sampai
akhir. Kekhidmatan itu didukung dengan narasi yang disampaikan wali kelas.
Semoga serangkaian kegiatan istighozah dan sungkeman ini mendapat ridha Allah
SWT. Amiin Yaa Rabbal ‘alamiin. (ed/ufim).
0 komentar:
Post a Comment